Minggu, 24 Oktober 2010

integrasi kelompok

Mengenai kehidupan kelompok sosial yang diharapkan agar bisa harmonis kembali sangat
tergantung pada besarnya keinginan dan kesadaran dari para anggota-anggota kelompok
secara keseluruhan untuk bersama-sama menyesuaikan diri dari keanekaragaman faham
mengenai tujuan-tujuan kelompok itu. Apabila reaksi anggota kelompok terhadap suatu
perbedaan faham itu mengalami keseimbangan, maka besar kemungkinan akan terjadi pase
solidaritas kelompok. Dengan demikian berarti memungkinkan intensitas integrasi sosial akan
meningkat, yaitu tercapainya suatu situasi dimana setiap anggota kelompok mempunyai
kesediaan untuk bekerjasama dengan koordinasi yang relatif lama. Jika keinginan dan
kesadaran itu bisa dipelihara dengan baik demi kelangsungan hidup kelompoknya, maka pase
integrasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan-tujuan bersama melalui komunikasi bersama,
dan terkoordinasi segala tindakan yang dilakukan oleh para anggota kelompok tersebut.
Sebagai ukuran terjaminnya kelangsungan hidup suatu kelompok sosial adalah jika proses
integrasi telah dapat menghasilkan suatu keadaan yang homogen. Homogenitas kelompok
merupakan indikator bahwa kelangsungan hidup kelompok dalam batas waktu tertentu dapat
dipertahankan. Proses Integrasi ini menurut Oqburn dan Nimkoff, adalah bukan suatu proses
yang dapat berjalan dengan cepat. Integrasi merupakan suatu ikatan berdasarkan norma
kelompok, artinya tingkah laku individu sebagai anggota kelompok dituntut harus sesuai
dengan kehendak kelompok dan direstui pula atas nama kelompok.

Oqburn dan Nimkoff (Soerjono Soekanto, 1982), mengatakan bahwa integrasi akan berhasil
apabila:
a. anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain;
b. apabila tercapai semacam konsensus mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial;
c. apabila norma-norma cukup lama adalah "tetap" (= consistent) dan tidak berubah-ubah.
Dengan demikian dapat diketahaui bahwa indikator-indikator integrasi dalam suatu kelompok
sosial adalah:
a. Adanya persesuaian-persesuaian faham tentang norma-norma dan nilai-nilai yang baru
tercipta. Kehidupan dalam kelompok stabil dan para anggota-anggotanya lebih suka
tinggal didalamnya (kelompok). Mengenai bagaimana seorang anggota kelompok harus
bersikap dan bertindak serta bagaimana cara mencapai tujuan-tujuan pribadi dan tujuantujuan
kelompok, hal itu sebelumnya sudah disepakati bersama.

b. Noram-norma sosial yang berlaku cukup konsisten dan diakui oleh sebagian besar anggota
kelompok. Hal ini merupakan sesuatu yang dianggap dapat membantu dalam usaha
mewujudkan tujuan-tujuannya, baik tujuan kelompok maupun tujuan-tujuan pribadinya .
c. Sanksi-sanksi sosial yang berlaku dalam kelompoknya kembali dipertegas dan
diterapkan terhadap setiap penyimpangan atau terhadap anggota-anggotanya yang
melanggar peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.
d. Persaingan yang terjadi sudah semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh adanya
sanksi-sanksi sosial yang berlaku lebih kuat dari pada kehendak-kehendak anggota
kelompok untuk melakukan penyimpangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar